Categories
CAREER & Workplace COACHING Learning : Motivation

CLEAN YOUR DESK

Kita bisa punya banyak tujuan dan target, namun kalau tidak focus mungkin tak akan ada yang selesai. Memilih mengunyahnya sedikit demi sedikit, membantu kita menelan makanan yang besar sekalipun. Tentang ini aku menyukai konsep mengunyah gajah utuh. Kunyahlah potongan demi potongan, maka akhirnya gajah itu akan mampu kita habiskan juga. Berfokus pada apa yang ada di depan mata, nyatanya memang membantu kita menuntaskan tugas kita.

CLEAN YOUR DESK by ADJIE 

Beberapa hari ini aku merasa kerjaku lebih efektif dan efisien. Tugas-tugas, berkas di atas meja relatif tuntas. Komitmen membuat laporan juga terselesaikan. Walau tentu tidak otomatis membuatku tanpa kerjaan lain, namun sukses kecil semacam ini memberi dampak lain secara psikis.
Ada perasaan telah berhasil mencapai sesuatu. Sejenis perasaan mampu macam ini ternyata membangkitkan kelegaan tersendiri, plong !
 

Awalnya, aku sempat bingung, apa yang  telah aku ubah. Aku coba diam meneliti, melihat apa yang sudah aku lakukan, sehingga pola kerjaku jadi lebih teratur dan terencana. Keteraturan  seperti ini membuat proses penyelesaian pekerjaan berjalan lebih asyik. 

Setelah melihat dan menimbang beberapa detil, rupanya ada konsep sederhana yang tengah aku jalani dan mulai praktekan. Sederhananya, aku menyebutnya sebagai konsep ’bersih meja’ (clean your desk). 

Perubahan yang aku lakukan sederhana saja. Aku  memulai dengan menyingkirkan semua berkas dari meja kerjaku. Aku angkat semua, lalu aku letakkan pada jarak sekitar dua meter dari tempat dudukku. 

Sebelumya, semua berkas, tumpukan map, lembaran
surat masuk, amplop pelamar semunya menumpuk di atas mejaku. Kadang menggunung kalau aku diamkan dalam sehari  saja. Satu tawaran dari vendor belum selesai aku baca, sudah masuk lagi berkas lain. Repotnya setiap office boy masuk ruangan dan mengantar berkas, tak  tahan aku untuk tidak tergoda langsung membuka dan membacanya. Padahal  seringkali, setelah aku buka dan baca, informasinya justru bukan jenis informasi yang aku butuhkan.
 

Dengan tumpukan yang meninggi itu, bahkan meski aku sudah membuat rencana harian (sejenis things to do), tetap saja sebagian besar terbengkalai tak tuntas, tak sejalan dengan rencana yang sudah ada. Hal macam ini, lama kelamaan membuatku senewen, stress ! 

Nah sekarang ini tidak lagi. Aku mencoba lebih konsisten. Semua tumpukan berkas, yang selama ini pernah berlama nongkrong, aku pindahkan ke tempat lain yang masih bisa terjangkau mataku. Di atas mejaku  tertinggal kalender meja dan tentu komputer. 

Ternyata menjadi lebih terang, ada rasa lebih leluasa. Meja tampak lebih bersih dan ini membuatku merasa lebih nyaman bekerja. Paling sedikit, pandangan mataku tak mudah beralih kepada tumpukan berkas yang ada. Kalau office boy masuk ruangan, biasanya tak lama kemudian berkas itu langsung aku pindahkan ke  tempat yang sudah aku pilih.  

Dalam menyelesaikan pekerjaan, aku hanya mengambil satu berkas tertentu untuk aku tuntaskan, baru kemudian memikirkan berkas lain. Nyatanya memang lebih efektif. Dan pergerakan yang berulang itu —  beranjak dari kursi, mengambil berkas dan menyelesaikannya —- buatku juga bermanfaat terhadap kesehatan. Aku tak terpaku diam di kursi. Aku ’dipaksa’  untuk bergerak, walau sedikit. Mungkin buat banyak orang hal ini bisa dianggap tidak efisien, karena harus duduk, bangun, berjalan dan duduk lagi. Namun aku menemukan ada isu lain yang lebih penting dari cara di atas, yakni efektivitas penuntasan pekerjaan.

 Dengan cara sekarang ini, pekerjaan aku ambil dan selesaikan satu per satu. Pada titik ini aku menghayati kebenaran konsep ’focused attention’, perhatian yang terfokus. Mark Joyner juga pernah berujar bahwa untuk mendapatkan target, kita memang harus memfokuskan perhatian kita hingga kita mampu mendapatkan target itu. (focus attention on it until you hit it) 

Dengan mengambil dan menyelesaikannya satu per satu, aku memusatkan perhatianku pada satu hal pada satu waktu tertentu. Walau otak manusia dikatakan bisa mengolah banyak hal sekaligus,  namun tangan kita terbatas. Jadi agar tak membuat tangan kita keseleo, aku memilih cara ini.  

Kita bisa punya banyak tujuan dan target, namun kalau tidak focus mungkin tak akan ada yang selesai. Memilih mengunyahnya sedikit demi sedikit, membantu kita menelan makanan yang besar sekalipun.  Tentang ini aku menyukai konsep mengunyah gajah utuh. Kunyahlah potongan demi potongan, maka akhirnya  gajah itu akan mampu kita habiskan juga. Berfokus pada apa yang ada di depan mata, nyatanya memang membantu kita menuntaskan tugas kita. 

Memang benar, cara seperti ini tetap tak akan membuat pekerjaan kita habis.  Pekerjaan akan terus datang, tugas baru akan terus muncul. Namun kita bisa memilih cara kita dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Dengan cara yang lebih efektif, maka kita akan lebih mudah mengendalikan pekerjaan kita, kemudian mengendalikan kehidupan kita yang lebih besar. Paling tidak, hal sederhana macam ini tak membuat kita tergilas di kantor, tergilas oleh pekerjaan yang tak peduli pada kondisi kita 

Jadi mengapa tidak coba bersihkan meja Anda. Clean Your Desk !   

Cimanggis – Wednesday – 17 Jan 2007 

By Coach ADJIE - Vibrant Coach

Pertama membaca konsep resiliency,aku langsung jatuh cinta ! Konsep ini menginspirasi dan masih sejalan dengan dream besar ku. Mengangankan perjuangan yang terus untuk mewujudkan dunia yang lebih baik, dengan mendorong bertumbuhnya spirit pembelajar !

Hingga hari ini konsep Andreas Harefa tentang Pembelajar masih ikut memperkuat rajutan realita yang hendak aku bangun.

Aku sendiri, dengan bangga terlahir dari orang tua tercinta yang teramat luar biasa ! Sekarang belajar hidup bersama seorang istri dan empat orang anak !

Leave a comment